BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Latar Belakang
Pengarang
Agnes Davonar adalah seorang fenomenal dalam dunia
sastra Indonesia. Ia memulai kariernya sebagai seorang penulis amatir di sebuah
blog. Kemudian dengan cepat berkembang menjadi penulis yang mau belajar hingga
melahirkan novel online dan 42 cerita pendek yang begitu melekat bagi semua
pembaca situs pribadinya.
Tak heran bila sebuah kutipan dari sebuah portal
informasi detik.com mengatakan “bahwa tidak sulit untuk mencari karya dari
seorang Agnes Davonar”. Keunikan sendiri terdapat dalam nama Agnes Davonar.
Agnes berasal dari namanya, sedangkan Davonar diambil dari nama adiknya. Jadi
mereka adalah dua saudara yang bersatu dalam sebuah karya.
Agnes lahir di Jakarta 8 Oktober sedangkan Davonar
lahir di Jakarta, 7 Agustus. Merka adalah dua saudara yang besar dalam
lingkungan seni. Ayahnya adalah seorang pelukis kaligrafi Cina sedangkan ibunya
adalah seorang ibu rumah tangga yang tangguh. Mereka berdua membentuk sebuah
blog dengan situs http://lieagneshendra.blogs.friendster.com .
Agnes bekerja sebagai karyawan swasta dan Davonar
berkuliah di Universitas sastra Jepang Bina Nusantara.
Keduanya memiliki hobby yang sama yakni menyukai
olahraga. Tapi kelihaian menulis tekah mengantarkan keduanya sebagai penulis
muda berbakat dalam jajaran sastra Indonesia. Agnes Davonar menyebutnya sebagai
Novelis dan Cerpenis online.
Karena ketulusan dan kedisiplinan dalam berkarya
sebuah situs peringkat Blog Topseratus.com menempatkan Blognya sebagai
peringkat pertama dari 100 blog terbaik di Indonesia. Sangat mencengangkan,
sebuah Blog sastra mengalahkan Blog dan situs internet yang pada umumnya lebih
memfokuskan pada music ataupun tips-tips mencari uang marketing melalui
internet.
Surat kecil untuk Tuhan adalah kisah nyata yang
pertama mereka tulis dan sempat dipublikasikan di blog mereka. Ribuan air mata
berjatuhan ketika kisah ini dibaca, atas permintaan pembacanya Agnes Davonar
pun membuat kisah ini menjadi novel keduanya dan pastinyakisah ini lebih
sempurna dengan ribuan air mata yang siap berjatuhan disetiap bait perjalanan
Keke.
Pembatasan
Masalah
dapat diidentifikasi sebagai berikut,
Unsur sastra yang dianalisis terbatas
pada unsur intrinsik yang meliputi alur, pelaku, dan latar film dan ektrinsik
Film yang
dianalisis terbatas pada novel yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
” Karya Agnes Davonar.
Penyusunan model bahan ajar terbatas
pada kompetensi dasar “Menjelaskan alur
cerita, pelaku, dan latar film .
Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah
dikemukakan di atas, penulis dapat merumuskan masalah ke dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut,
Sejauh manakah
siswa memahami unsur intrinsik alur cerita, pelaku, dan latar film yang
berjudul “surat kecil untuk tuhan
” Karya Agnes Davonar.
.
Bagaimanakah
menyusun bahan ajar menganalisis unsur intrinsik film dengan memanfaatkan hasil
analisis alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
” Karya Agnes Davonar.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran tentang unsur intrinsik film Indonesia.
Adapun secara khusus tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Untuk memperoleh
gambaran tentang alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
” Karya Agnes Davonar.
Menyusun model
bahan ajar dengan memanfaatkan hasil analisis unsur instrinsik alur cerita,
pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
” Karya Agnes Davonar.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat, terutama bagi penulis, Mahasiswa dan pembaca.
Manfaat bagi penulis
Manfaat administratif yaitu administrati
penelitian yang penulis lakukan bisa dijadikan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, di STKIP PGRI PONTIANAK.
Manfaat teoritis yaitu menambah wawasan
khususnya tentang masalah yang diteliti.
Manfaat praktis yaitu bertambahnya
pengalaman dalam melakukan penelitian khsusnya penelitian kualitatif tentang
unsur intrinsik film.
Manfaat bagi Mahasiswa
Mengetahui kemampuan siswa dalam
mengapresiasi karya sastra, (film)
Menambah keterampilan siswa dalam
mengapresiasi karya sastra, (film)
Menarik minat baca siswa terhadap karya
sastra, (film)
Manfaat bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mempelajari
unsur intrinsik dan ektrinsik suatu film.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian
film
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie.
Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari
kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan
cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai
seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie
yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie =
grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak
dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan
alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda
(termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi.
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat
sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah
terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang
kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan
pengembang (developer).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta
seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar
yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita
seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui
proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau
tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem
Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media
sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini
sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media
yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap
lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital
elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini
telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal
media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media
digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka
film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media
selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam
bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film
cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film).
Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid
pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah
diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang
fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid,
analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah
mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah
yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini
diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara)
dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada
suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media
peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini
menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang
tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser
padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam
bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan
selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita,
cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya
sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan
dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah
filmcerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media
film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media
selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar
yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media
yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media
selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah
mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah
yeng mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini
diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara)
dan visual (gambar) sebagai medianya.
Unsur-Unsur
Film
Film
mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah:
a. unsur Intrinsik
unsur yang terdapat di dalam karya sastra.yang
mempengaruhi karya sastra tersebut,unsure intrinsik dalam cerita meliputi
Tema
Pokok
persoalan dalam cerita.
Karakter tokoh
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia,
tumbuhan maupun benda
Karekter dapat dibagi menjadi:
Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan
memegang banyak peranan dalam cerita
Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter
utama
Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema
Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada
tema dan biasanya berlawanan dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh
antagonis belum tentu jahat).
Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh
karakter dalam cerita dan . Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra
yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat macam konflik, yang dibagi dalam
dua garis besar:
Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang
lain, konflik ini ditandai dengan gejolak yang timbul dalam diri sendiri
mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan karakter akan terlihat
dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
Konflik eksternal
Individu – Individu: konflik yang dialami seseorang
dengan orang lain
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam. Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat atau lingkungan hidupnya.
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam. Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat atau lingkungan hidupnya.
Seting
Keterangan tempat, waktu dan suasana cerita.
Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta
keadaan ketika cerita berlangsung
Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta
keadaan ketika cerita berlangsung
Plot
Jalan cerita dari awal sampai selesai
Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan
latar( bagian cerita yang mulai memunculkan konflik/ permasalahan)
Klimaks : puncak konflik/ ketegangan
Falling action: penyelesaian
Sudut pandang
Sudut pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan
ceritanya.
Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama
cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini
menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh
sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian
dari cerita.
Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata
‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk
mampu berperan serta dalam cerita.
Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti
orang ketiga, seperti: mereka dan dia.
Teknik penggunaan
bahasa
Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih
kata-kata yang dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai
kepada pembaca. Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik juga membuat
tulisan menjadi indah dan mudah dikenang. Teknik berbahasa ini misalnya
penggunaan majas, idiom dan peribahasa.
Amanat
Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin
disampaikan pengarang emalalui
cerita
cerita
BAB II
ANALISIS
A.
SINOPSIS
Surat Kecil Untuk Tuhan adalah sebuah film yang di
angkat dari novel karya Agnes Davonar yang menceritakan tentang perjuangan
seorang gadis remaja melawan kanker ganas. Gadis itu bernama Gita Sesa Wanda
Cantika yang biasa dipanggil Keke, ia berusia 13 tahun.
Keke divonis mengidap penyakit kanker jaringan lunak
salah satu penyakit kanker lunak yang pertama kali terjadi di Indonesia. Kanker
itu menyerang wajahnya dan membuat parasnya yang cantik menjadi seperti monster,
dokterpun mengatakan kalau hidupnya hanya tinggal beberapa bulan saja.
Mendengar vonis tersebut ayah Keke tidak menyerah, ia
berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis kematian. Perjuangan sang ayah
menyelamatkan putrinya begitu mengharukan, Keke menyadari hidupnya akan
berakhir kemudian menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan.
Tuhan memberikan anugerah kepada Keke, ia mampu
bertahan bersama kanker itu selama tiga tahun lamanya walau pada akhirnya ia
menyerah.
B.
UNSUR INTRINSIK
1. Tema : Perjuangan seorang gadis melawan kanker.
2. Penokohan :
a. Keke : Pantang menyerah, baik, pandai, cantik.
“Selamat, hasil ujian Keke nilainya bagus. Keke
terbaik ketiga di kelas!”
b. Ayah Keke : Sabar, baik, selalu berusaha.
“Tapi ayah tidak menyerah begitu saja.”
c. Fadha : Percaya diri, tomboy, baik.
“Walaupun dia berbadan gemuk, dia mempunyai PD alias
percaya diri yang tinggi dan agak tomboy.”
d. Andi :
Tampan, sabar, dan baik.
“Dia merupakan sosok pria yang tampan, dan hobi
bermain basket.”
3. Latar :
a. Waktu :
Pagi hari : “Suara kicau burung
di pagi hari, terdengar
menembus
langit-langit kamarku.”
Siang hari: “ Cuaca siang yang panas membuat aku sedikit
lemah pada saat itu, tapi aku tidak ingin menunjukan
kepada timku.”
Malam hari: “Malam hari ketika aku bangun, ayah, kak Chika,
dan kak Kiki mengajak aku makan malam diluar sambil
mencari angin segar.”
b. Tempat :
Jakarta : “Kamipun membeli
rambut palsu WTC ternama
di Jakarta.”
Bandung : “Suasana berubah seketka kami memasuki kota
Bandung.”
Singapura: ” Setelah sepanjang malam kami berjalan dan
Menikmati kota Singapura, tubuhku terasa letih dan tak
kuat berjalan kembali menuju rumah sakit.”
4. Alur : maju
Tahapan alur :
a. Pengenalan
Keke adalah seorang anak yang cantik dan pandai, ia
suka bermain volley. Ia juga memiliki banyak kawan dan tentunya memiliki
keluarga yang bahagia walaupun ayah dan ibunya telah berpisah, namun ia selalu
bahagia dengan apa yang ia miliki.
b. Pemunculan Konflik
Kak Kiki kakaknya Keke menderita sakit mata, memang
pada saat itu sakit mata sedang banyak menyerang siswa disekolah Keke. Dan pada
saat itu juga ternyata Keke tertular penyakit mata itu, sehingga mata Keke
membengkak. Awalnya memang bengkak biasa, namun lama kelamaan bengkak itu makin
membesar sampai wajah Kekepun ikut membesar. Dan dokterpun memvonis bahwa Keke
mengidap penyakit kanker jaringan lunak yang amat ganas.
c. Konflik Memuncak
Lama-lama kanker itu mulai melemahkan Keke, tapi ayah
Keke terus berusaha untuk menyembuhkan Keke. Setelah melakukan pengobatan
alternatif kesana kemari, keadaan Keke tak kunjung membaik. Hingga akhirnya
Keke bertemu dengan seorang profesor yang hebat. Kemudian Keke melakukan
pengobatan kemoterapi. Kemoterapi ini berhasil, walaupun Keke harus meraskan
dingin dan rambutnya yang berguguran.
d. Penurunan Konflik
Kanker tersebut sempat hilang, namun kanker itu datang
kembali dan semakin menyebar. Namun ayah Keke terus berusaha. Disisi lain Keke
terus berusaha untuk membahagiakn orang disekitarnya. Ia pun mulai menyadari
bahwa hidupnya takkan lama lagi. Ia makin rajin belajar karna ia ingin tetap
belajar pada detik-detik terakhir dihidupnya.
e. Penyelesaian
Setelah berusaha sedemikian kerasnya dengan tak ada
hasil, maka ayah Keke mulai merelakan Keke jika Keke harus pergi
meninggalkannya. Saat Keke dirawat di rumah sakit, Keke sempat koma untuk
beberapa lama, dan sempatterbangun dari komanya. Namun setelah itu ia kembali
tertidur dengan tenang untuk selamanya. Ayah dan keluarga yang lain telah
merelakan kepergian Keke. Dan pada saat Keke memejamkan mata, seluruh ruangan
rumah sakit tempat dimana Keke dirawat harum bunga melati.
5. Amanat :
a.
Dalam menghadapi sebuah cobaan seberat apapun itu, kita harus tetap berusaha
untuk bangkit dan tak menyerah.
b.
Tetap rajin belajar dan menuntut ilmu pada keadaan apapun selama kita masih
mampu untuk bernafas.
c.
Tetap berusaha untuk membahagiakan orang yang kita sayangi dan orang-orang yang
ada disekeliling kita.
6. Sudut Pandang
Orang pertama “Tapi
sepertinya bila aku terus tertidur,
matahari akan marah padaku.
B. UNSUR EKSTRENSIK
1. Nilai yang Terkandung
dalam Film
a. Nilai Agama
Dalam novel ini terkandung nilai keagamaan yang
islami. Dan mengajarkan kepada pembaca bahwa kita harus lebih banyak bersyukur
dan tidak menyombongkan diri.
b. Nilai Moral
Terkandung nilai moral yang baik, yaitu disaat teman
Keke yang yang mengejek dia, Keke tetap diam dan hanya tersenyum dengan ejekan
itu. Dan saat Keke jatuh sakit teman yang mengejek Keke meberi dukungan kepada
Keke untuk tetap bertahan. Dan itu merupakan nilai moral yang baik untuk para
remaja.
c. Nilai Sosial
Saling membantu dan memberi dukungan kepada kawan dan
siapapun yang ada disekitar kita.
d. Nilai Budaya
Terdapat nilai-nilai budaya di Jakarta, yaitu budaya
anak remaja didaerah Jakarta.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Cerita Ini di
ambil berdasarkan kisah nyata yaitu dari seorang anak perempuan remaja berumur
13 tahun bernama Gita Sesa Wanda Cantika dengan panggilan Keke, Cerita ini
bahkan pernah di Filmkan pada Juli 2011 lalu dan ditayangkan di semua Bioskop
Indonesia, Lebih jelasnya lagi Baca selengkapnya. ilm yang mulai tayang pada 7
Juli 2011 ini menceritakan suatu pejuangan melawan sakit dan semangat yang kuat
untuk mencapai impian seorang gadis remaja penderita kanker Rabdomiosarkoma
atau kanker jaringan lunak bernama Gita Sesa Wanda Cantika. Kanker ganas
tersebut menyerang bagian wajah dari gadis remaja yang lahir pada 15 Juli 1991.
Saat masih berumur 13 tahun, dokter mengatakan kepada ayah gadis yang kerap
disapa Keke, bahwa umur anaknya hanya dapat bertahan 5 hari lagi jika tidak
segera melakukan operasi. Sungguh suatu pernyataan yang membuat hati sang Ayah
mendapatkan tekanan yang sangat berat. Oleh karena itu, pihak keluarga
merahasiakan kanker tersebut pada Keke. Walau akhirnya ia tahu ia terserang
kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada siapapun yang merahasiakan
penyakit maut itu padanya. Karena kebesaran Tuhan, Keke akhirnya berhasil
sembuh dari kanker tersebut. Keberhasilan dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker
yang baru pertama kali terjadi pada putri Indonesia ini menjadi prestasi yang
membanggakan sekaligus membuat semua Dokter di Dunia bertanya-tanya. Namun,
kanker tersebut kembali menyerangnya. Dalam film-nya, Keke mengalami kelumpuhan
dan kebotakan. Dokter menyerah terhadap kankernya. Keke menyadari bahwa
napasnya tidak panjang lagi. Dia tetap bersyukur dan menuliskan sebuah surat
kecil untuk Tuhan : Keke menghembuskan napas terakhirnya pada 25 desember 2006
tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri terakhir bersama
keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata
berjatuhan ketika biografi pertamanya dikeluarkan secara online. Pesan Keke
terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan
adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman.
Perjalanan waktu, biografi Keke pun dipasarkan secara luas dan kini telah
dikemas dalam bentuk film layar lebar dengan judul yang sama "Surat Kecil
Untuk Tuhan". Pada akhir film ini, Keke menyampaikan satu permintaan
terakhirnya, agar hubungan dalam keluarganya bisa bersatu lagi. Semangatnya
untuk tetap menjadi yang terbaik tak sedikitpun melemah. Seperti bintang Sirius
yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan.
SARAN
Di harapkan
kepada pembaca, makalah ini agar dapat menyimpulkan serta mengetahui makna dari
film ini,serta dapat memahami apa yang di ceritakan dalam film surat kecil
untuk tuhan,dapat mengetahui apa tema dan siapa saja yang terlibat dalam film ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadrahimjuhani.wordpress.com/2012/06/06/identitas-film-surat-kecil-untuk-tuhan/
http://filmsinopsisku.blogspot.com/2012/05/surat-kecil-untuk-tuhan.html
Bagus
BalasHapus