Selasa, 29 Januari 2013

ANALISIS FILM SURAT KECIL UNTUK TUHAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1.      Latar Belakang Pengarang

Agnes Davonar adalah seorang fenomenal dalam dunia sastra Indonesia. Ia memulai kariernya sebagai seorang penulis amatir di sebuah blog. Kemudian dengan cepat berkembang menjadi penulis yang mau belajar hingga melahirkan novel online dan 42 cerita pendek yang begitu melekat bagi semua pembaca situs pribadinya.

Tak heran bila sebuah kutipan dari sebuah portal informasi detik.com mengatakan “bahwa tidak sulit untuk mencari karya dari seorang Agnes Davonar”. Keunikan sendiri terdapat dalam nama Agnes Davonar. Agnes berasal dari namanya, sedangkan Davonar diambil dari nama adiknya. Jadi mereka adalah dua saudara yang bersatu dalam sebuah karya.

Agnes lahir di Jakarta 8 Oktober sedangkan Davonar lahir di Jakarta, 7 Agustus. Merka adalah dua saudara yang besar dalam lingkungan seni. Ayahnya adalah seorang pelukis kaligrafi Cina sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang tangguh. Mereka berdua membentuk sebuah blog dengan situs http://lieagneshendra.blogs.friendster.com .

Agnes bekerja sebagai karyawan swasta dan Davonar berkuliah di Universitas sastra Jepang Bina Nusantara.
Keduanya memiliki hobby yang sama yakni menyukai olahraga. Tapi kelihaian menulis tekah mengantarkan keduanya sebagai penulis muda berbakat dalam jajaran sastra Indonesia. Agnes Davonar menyebutnya sebagai Novelis dan Cerpenis online.

Karena ketulusan dan kedisiplinan dalam berkarya sebuah situs peringkat Blog Topseratus.com menempatkan Blognya sebagai peringkat pertama dari 100 blog terbaik di Indonesia. Sangat mencengangkan, sebuah Blog sastra mengalahkan Blog dan situs internet yang pada umumnya lebih memfokuskan pada music ataupun tips-tips mencari uang marketing melalui internet.
Surat kecil untuk Tuhan adalah kisah nyata yang pertama mereka tulis dan sempat dipublikasikan di blog mereka. Ribuan air mata berjatuhan ketika kisah ini dibaca, atas permintaan pembacanya Agnes Davonar pun membuat kisah ini menjadi novel keduanya dan pastinyakisah ini lebih sempurna dengan ribuan air mata yang siap berjatuhan disetiap bait perjalanan Keke.


Pembatasan Masalah
dapat diidentifikasi sebagai berikut,
Unsur sastra yang dianalisis terbatas pada unsur intrinsik yang meliputi alur, pelaku, dan latar film dan ektrinsik
Film yang dianalisis terbatas pada novel yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
Karya Agnes Davonar.
Penyusunan model bahan ajar terbatas pada kompetensi dasar “Menjelaskan alur cerita, pelaku, dan latar film .


Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat merumuskan masalah ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut,
Sejauh manakah siswa memahami unsur intrinsik alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
Karya Agnes Davonar.
.
Bagaimanakah menyusun bahan ajar menganalisis unsur intrinsik film dengan memanfaatkan hasil analisis alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
Karya Agnes Davonar.

Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang unsur intrinsik film Indonesia.
Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk memperoleh gambaran tentang alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
Karya Agnes Davonar.
Menyusun model bahan ajar dengan memanfaatkan hasil analisis unsur instrinsik alur cerita, pelaku, dan latar film yang berjudul “surat kecil untuk tuhan
Karya Agnes Davonar.

Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, terutama bagi penulis, Mahasiswa dan pembaca.

Manfaat bagi penulis
Manfaat administratif yaitu administrati penelitian yang penulis lakukan bisa dijadikan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, di STKIP PGRI PONTIANAK.
Manfaat teoritis yaitu menambah wawasan khususnya tentang masalah yang diteliti.
Manfaat praktis yaitu bertambahnya pengalaman dalam melakukan penelitian khsusnya penelitian kualitatif tentang unsur intrinsik  film.

Manfaat bagi Mahasiswa
Mengetahui kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya sastra, (film)
Menambah keterampilan siswa dalam mengapresiasi karya sastra, (film)
Menarik minat baca siswa terhadap karya sastra, (film)




Manfaat bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mempelajari unsur intrinsik dan ektrinsik suatu film.


BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian film
Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.
Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat  sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.
Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film  cerita dapat  diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa.
Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.
Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah filmcerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.
Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.

Unsur-Unsur Film
Film mempunyai unsur-unsur yang terkandung di dalam unsur-unsur tersebut adalah:
a. unsur Intrinsik
unsur yang terdapat di dalam karya sastra.yang mempengaruhi karya sastra tersebut,unsure intrinsik dalam cerita meliputi 

 Tema
        Pokok persoalan dalam cerita.

  Karakter tokoh
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda
Karekter dapat dibagi menjadi:

Karakter utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan dalam cerita
Karakter pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama

Protagonis : karakter/tokoh yang mengangkat tema
Antagonis : karakter/tokoh yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan dengan karakter protagonis. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat).

Konflik
Konflik  adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat macam konflik, yang dibagi dalam dua garis besar:

Konflik internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan gejolak yang timbul dalam diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan karakter akan terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut
Konflik eksternal                                                                                                        
Individu – Individu: konflik yang dialami seseorang dengan orang lain
Individu – alam: Konflik yang dialami individu dengan alam. Konflik ini menggambarkan perjuangan individu dalam usahanya untuk mempertahankan diri dalam kebesaran alam. Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan masyarakat atau lingkungan hidupnya.




Seting
Keterangan tempat, waktu dan suasana cerita.
Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta
keadaan ketika cerita berlangsung

Plot
Jalan cerita dari awal sampai selesai
Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan latar( bagian cerita yang mulai memunculkan konflik/ permasalahan)
Klimaks : puncak konflik/ ketegangan
Falling action: penyelesaian

Sudut pandang
Sudut pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.
Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan serta dalam cerita.
Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti: mereka dan dia.



Teknik penggunaan bahasa        
Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih kata-kata yang dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai kepada pembaca. Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik juga membuat tulisan menjadi indah dan mudah dikenang. Teknik berbahasa ini misalnya penggunaan majas, idiom dan peribahasa.

Amanat
Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang emalalui
cerita



BAB II
ANALISIS
A.    SINOPSIS

Surat Kecil Untuk Tuhan adalah sebuah film yang di angkat dari novel karya Agnes Davonar yang menceritakan tentang perjuangan seorang gadis remaja melawan kanker ganas. Gadis itu bernama Gita Sesa Wanda Cantika yang biasa dipanggil Keke, ia berusia 13 tahun.

Keke divonis mengidap penyakit kanker jaringan lunak salah satu penyakit kanker lunak yang pertama kali terjadi di Indonesia. Kanker itu menyerang wajahnya dan membuat parasnya yang cantik menjadi seperti monster, dokterpun mengatakan kalau hidupnya hanya tinggal beberapa bulan saja.

Mendengar vonis tersebut ayah Keke tidak menyerah, ia berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis kematian. Perjuangan sang ayah menyelamatkan putrinya begitu mengharukan, Keke menyadari hidupnya akan berakhir kemudian menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan.

Tuhan memberikan anugerah kepada Keke, ia mampu bertahan bersama kanker itu selama tiga tahun lamanya walau pada akhirnya ia menyerah.

B.            UNSUR INTRINSIK

1.    Tema                    : Perjuangan seorang gadis melawan kanker.
2.    Penokohan           :
a.    Keke         : Pantang menyerah, baik, pandai, cantik.
“Selamat, hasil ujian Keke nilainya bagus. Keke terbaik ketiga di kelas!”    
b.    Ayah Keke           : Sabar, baik, selalu berusaha.
“Tapi ayah tidak menyerah begitu saja.”       
c.    Fadha       : Percaya diri, tomboy, baik.
“Walaupun dia berbadan gemuk, dia mempunyai PD alias percaya diri yang tinggi dan agak tomboy.”     
d.   Andi          : Tampan, sabar, dan baik.
“Dia merupakan sosok pria yang tampan, dan hobi bermain basket.”           
3.    Latar                     :
a.    Waktu       :
Pagi hari       : “Suara kicau burung di pagi hari, terdengar
 menembus langit-langit kamarku.”   

Siang hari: “ Cuaca siang yang panas membuat aku sedikit
lemah pada saat itu, tapi aku tidak ingin menunjukan kepada timku.”
Malam hari: “Malam hari ketika aku bangun, ayah, kak Chika,
dan kak Kiki mengajak aku makan malam diluar sambil mencari angin segar.”        
b.    Tempat :
Jakarta          : “Kamipun membeli rambut palsu WTC ternama
di Jakarta.”     
Bandung      :  “Suasana berubah seketka kami memasuki kota
 Bandung.”     
Singapura: ” Setelah sepanjang malam kami berjalan dan
Menikmati kota Singapura, tubuhku terasa letih dan tak kuat berjalan kembali menuju rumah sakit.”

4.    Alur          :           maju
Tahapan alur    :
a.    Pengenalan
Keke adalah seorang anak yang cantik dan pandai, ia suka bermain volley. Ia juga memiliki banyak kawan dan tentunya memiliki keluarga yang bahagia walaupun ayah dan ibunya telah berpisah, namun ia selalu bahagia dengan apa yang ia miliki.
b.    Pemunculan Konflik
Kak Kiki kakaknya Keke menderita sakit mata, memang pada saat itu sakit mata sedang banyak menyerang siswa disekolah Keke. Dan pada saat itu juga ternyata Keke tertular penyakit mata itu, sehingga mata Keke membengkak. Awalnya memang bengkak biasa, namun lama kelamaan bengkak itu makin membesar sampai wajah Kekepun ikut membesar. Dan dokterpun memvonis bahwa Keke mengidap penyakit kanker jaringan lunak yang amat ganas.
c.    Konflik Memuncak
Lama-lama kanker itu mulai melemahkan Keke, tapi ayah Keke terus berusaha untuk menyembuhkan Keke. Setelah melakukan pengobatan alternatif kesana kemari, keadaan Keke tak kunjung membaik. Hingga akhirnya Keke bertemu dengan seorang profesor yang hebat. Kemudian Keke melakukan pengobatan kemoterapi. Kemoterapi ini berhasil, walaupun Keke harus meraskan dingin dan rambutnya yang berguguran.
d.   Penurunan Konflik
Kanker tersebut sempat hilang, namun kanker itu datang kembali dan semakin menyebar. Namun ayah Keke terus berusaha. Disisi lain Keke terus berusaha untuk membahagiakn orang disekitarnya. Ia pun mulai menyadari bahwa hidupnya takkan lama lagi. Ia makin rajin belajar karna ia ingin tetap belajar pada detik-detik terakhir dihidupnya.
e.    Penyelesaian
Setelah berusaha sedemikian kerasnya dengan tak ada hasil, maka ayah Keke mulai merelakan Keke jika Keke harus pergi meninggalkannya. Saat Keke dirawat di rumah sakit, Keke sempat koma untuk beberapa lama, dan sempatterbangun dari komanya. Namun setelah itu ia kembali tertidur dengan tenang untuk selamanya. Ayah dan keluarga yang lain telah merelakan kepergian Keke. Dan pada saat Keke memejamkan mata, seluruh ruangan rumah sakit tempat dimana Keke dirawat harum bunga melati.
5.    Amanat    :
a.                       Dalam menghadapi sebuah cobaan seberat apapun itu, kita harus tetap berusaha untuk bangkit dan tak menyerah.
b.                       Tetap rajin belajar dan menuntut ilmu pada keadaan apapun selama kita masih mampu untuk bernafas.
c.                       Tetap berusaha untuk membahagiakan orang yang kita sayangi dan orang-orang yang ada disekeliling kita.

6.    Sudut Pandang
Orang pertama                        “Tapi sepertinya bila aku terus tertidur, matahari akan marah padaku.



B.        UNSUR EKSTRENSIK
1.      Nilai yang Terkandung dalam Film
a.       Nilai Agama
Dalam novel ini terkandung nilai keagamaan yang islami. Dan mengajarkan kepada pembaca bahwa kita harus lebih banyak bersyukur dan tidak menyombongkan diri.
b.      Nilai Moral
Terkandung nilai moral yang baik, yaitu disaat teman Keke yang yang mengejek dia, Keke tetap diam dan hanya tersenyum dengan ejekan itu. Dan saat Keke jatuh sakit teman yang mengejek Keke meberi dukungan kepada Keke untuk tetap bertahan. Dan itu merupakan nilai moral yang baik untuk para remaja.
c.       Nilai Sosial
Saling membantu dan memberi dukungan kepada kawan dan siapapun yang ada disekitar kita.
d.      Nilai Budaya
Terdapat nilai-nilai budaya di Jakarta, yaitu budaya anak remaja didaerah Jakarta.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Cerita Ini di ambil berdasarkan kisah nyata yaitu dari seorang anak perempuan remaja berumur 13 tahun bernama Gita Sesa Wanda Cantika dengan panggilan Keke, Cerita ini bahkan pernah di Filmkan pada Juli 2011 lalu dan ditayangkan di semua Bioskop Indonesia, Lebih jelasnya lagi Baca selengkapnya. ilm yang mulai tayang pada 7 Juli 2011 ini menceritakan suatu pejuangan melawan sakit dan semangat yang kuat untuk mencapai impian seorang gadis remaja penderita kanker Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak bernama Gita Sesa Wanda Cantika. Kanker ganas tersebut menyerang bagian wajah dari gadis remaja yang lahir pada 15 Juli 1991. Saat masih berumur 13 tahun, dokter mengatakan kepada ayah gadis yang kerap disapa Keke, bahwa umur anaknya hanya dapat bertahan 5 hari lagi jika tidak segera melakukan operasi. Sungguh suatu pernyataan yang membuat hati sang Ayah mendapatkan tekanan yang sangat berat. Oleh karena itu, pihak keluarga merahasiakan kanker tersebut pada Keke. Walau akhirnya ia tahu ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada siapapun yang merahasiakan penyakit maut itu padanya. Karena kebesaran Tuhan, Keke akhirnya berhasil sembuh dari kanker tersebut. Keberhasilan dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi pada putri Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua Dokter di Dunia bertanya-tanya. Namun, kanker tersebut kembali menyerangnya. Dalam film-nya, Keke mengalami kelumpuhan dan kebotakan. Dokter menyerah terhadap kankernya. Keke menyadari bahwa napasnya tidak panjang lagi. Dia tetap bersyukur dan menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan : Keke menghembuskan napas terakhirnya pada 25 desember 2006 tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata berjatuhan ketika biografi pertamanya dikeluarkan secara online. Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman. Perjalanan waktu, biografi Keke pun dipasarkan secara luas dan kini telah dikemas dalam bentuk film layar lebar dengan judul yang sama "Surat Kecil Untuk Tuhan". Pada akhir film ini, Keke menyampaikan satu permintaan terakhirnya, agar hubungan dalam keluarganya bisa bersatu lagi. Semangatnya untuk tetap menjadi yang terbaik tak sedikitpun melemah. Seperti bintang Sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan.


SARAN
Di harapkan kepada pembaca, makalah ini agar dapat menyimpulkan serta mengetahui makna dari film ini,serta dapat memahami apa yang di ceritakan dalam film surat kecil untuk tuhan,dapat mengetahui apa tema dan siapa saja yang terlibat dalam film ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadrahimjuhani.wordpress.com/2012/06/06/identitas-film-surat-kecil-untuk-tuhan/
http://filmsinopsisku.blogspot.com/2012/05/surat-kecil-untuk-tuhan.html



1 komentar: