Minggu, 02 Juni 2013

makalah berbicara II

KATA PENGANTAR


            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat  menyelesaikan  makalah ini dengan baik.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini ,guna untuk menyelesaikan tugas individu yang terstruktur dari Matakuliyah BEBICARA II, yang di ampu oleh Dosen yang bersangkutan.
Apa bila di temukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini penulis mohon maaf dan siap menerima masukan dari berbagai pihak, masukan tersebut sangat saya hargai dalam upaya menyempurnakan makalah ini, terimakasih. 



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………..………………………………………………………     i
DAFTAR ISI   ………….………………………………………………………………..     ii
PENDAHULUAN……..…….………………………………………………………….      iii
BAB. 1 :  
Pendahuluan   ………………………………..…………………………………….……   1
1.1.Latar Belakang …………………………………………………………………………    1
1.2.Pokok Permasalahan ………………………………………………………………….    1
1.3.Tujuan Makalah ………………………………………………………………………...     1
BAB. 11 : Pembahasan………………..…………………………………………………………………. Lebih Akrab Menggunakan Bhs Daerah Dari Pd Bhs Indonesia……….2
Faktor Bawaan………………………………………………………………………………2
  1.1.3.         Faktor kebiasaan……………………………………………………………………………2
  1.1.4.          Faktor Lokasi………………………………………………………………………………...3
BAB. 111 : Penutup…………………………..………….…..…………………………………………….4
1.1.1.1.           Kesipulan……………………………………………………………………………………….4
1.1.1.2.            Kritik dan Saran……………………………………………………………………………..4

                        DAFTAR PUSTAKA






BAB. I
PENDAHULUAN

A.         LATAR BELAKANG
Dalam berbicara terhadap satu sama lain, kita menggunakan kalimat atau ujaran.                 Ujaran-ujaran tersebut dapat di golongkan berdasarkan panjang katanya, klasifikasi kalimat juga dapat di lakukan dengan menggunakan pendekatan fungsional, seperti fungsi sebagai pertanyaan-pertanyaan dengan seruan.
Dengan percakapan kita membangun hubungan dengan orang lain. Mencapai kerja sama dalam berbagai aspek dengan menjaga hubungan itu harus berlanjut. Ujaran-ujaran yang kita pakai di dalam percakapan memungkinkan kita membangun hubungan itu karena percakapan memiliki sejumlah sifat yang pantas di analisis.

B.      POKOK PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin menjelaskan dengan memberitahu secara lebih lanjut tentang tindakan dan ujaran khususnya tentang tindakan berbicara. Sering kita temui di dalam diskusi banyak mahasiswa yang menggunakan bahasa daerah dan malah sedikit yang menggunakan bahasa Indonesia.
Mengapa hal demikian bisa tarjadi ..?
Apakah tidak ada cara untuk mengatasi masalah ini ..?
Pantaskah kita menggunakan bahasa campuran dalam berdiskusi dalam kelas ..?
Semua masalah itu akan saya coba jelaskan kepada teman-teman semua ..

C.      TUJUAN
Melalui makalah ini saya ingin mencoba menjelaskan kepada para pelajar , bagai mana cara berbicara yang baik dan benar dalam berdiskusi, dan memberikan petunjuk penempatan bahasa sesuai dengan fungsinya.




BAB.  II
PEMBAHASAN

A.         Lebih Akrab Menggunakan Bahasa Daerah Dari Pada Bahasa Indonesia

Kebanyakan mahasiswa menggunakan bahasa campuran dalam berbicara dan berdiskusi dalam kelompok. Peristiwa ini sangat banyak kita temui di kalangan pelajar baik itu siswa maupun mahasiswa. Hal semacam ini di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1.      Faktor keturunan
2.      Faktor kebiasaan
3.      Faktor Lokasi

1.         Faktor keturunan
Bahasa keturunan atau lebih akrabnya di sebut bahasa ibu. Di sebut bahasa ibu karena bahasa ini di pakai dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga, bahasa ibu tidak akan pernah pudar apalagi hilang karena bahasa ibu sudah melekat pada diri kita dan sudah mendarah daging. Akan tetapi kita harus bias menempatkan bahasa ibu pada tempatnya, seperti berbicara kepada kedua orang tua, berbicara kepada masyarakat setempat dimana kita sering bergaul dengan mereka, dan jika kita berbicara kepada teman sebaya ataupun orang yang lebih tua hendaknya kita menggunakan bahasa yang saling di mengerti. Tetapi jika kita berbicara di depan orang banyak hendaknya kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sering kita lihat di dalam berdiskusi masih banyak yang menggunakan bahasa campuran kasus ini tidak bias kita pungkiri karena memang bahasa ibu sangat kuat melekat pada diri kita masing-masing .

2.      Faktor kebiasaan
Faktor kebiasaan dalam berujar besar pengaruhnya bagi tiap-tiap individu, karena sudah terlalu sering kita menggunakan bahasa daerah dalam berujar maka kita akan terus menerus menggunakanya bahkan dalam acara resmi sekalipun bahasa itu akan dengan sendirinya terucap oleh kita. Karena terlalu sering menggunakan bahasa daerah, maka kita akan semakin sulit berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Ada cara yang paling ampuh untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Caranya adalah :
Membiasakan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbicara kepada orang lain, tapi perlu kita ingat, kita tidak di wajibkan untuk menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan masyarakat di mana kita tinggal, karena pada umumnya masyarakat setempat rata-rata menggunakan bahasa daerah dalam berkata atau berujar, dan jika kita berbicara dengan mereka menggunakan bahasa Indonesia pasti mereka akan menganggap kita sombong.
3.   Faktor Lokasi
            Menurut saya dalam kegiatan berdiskusi bahasa yang paling baik dan benar di gunakan adalah bahasa Indonesia, karena kita adalah warga Negara Indonesia dan sudah sepantasnya kita menguasai bahasa kita sendiri. Akan tetapi kita juga tidak boleh menghilangkan bahasa daerah, karena bahasa daerah merupakan identitas dari suatu bangsa.
            Ada juga sebagian sekolah yang masih menggunakan bahasa daerah dalam menjalankan proses belajar mengajar, sebenarnya menggunakan bahasa daerah dalam proses belajar mengajar boleh di lakukan, dengan catatan sekolahan itu merupakan sekolahan yang terisolir atau sekolahan terpencil yang dominan para murid ataupun gurunya kurang menguasai bahasa Indonesia.





BAB. III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN

            Masih banyak mahasiswa-mahasiswi  yang menggunakan bahasa daerah baik itu dalam proses belajar, berdiskusi maupun berbicara dengan temanya.
Mengapa itu semua bias terjadi ?
Jawabanya simple saja, karena faktor keturunan dan kebiasaan. Faktor keturunan atau bahasa ibu diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya yang takkan pernah hilang walau sampai ajal menjemput, mengapa demikian ? karena bahasa ibu sudah mendarah daging di tubuh kita.
            Sedangkan yang di sebabkan oleh faktor kebiasaan adalah bahasa sehari-hari, dimana kita tinggal dan beradap tasi dengan lingkungan ssehingga kita sudah terbiasa menggunakan bahasa tersebut.
            Cara agar kita bias merubah bahasa kita dalam berkata adalah merubah kebiasaan dalam berkata kepada taman sekolah maupun teman bermain. Tetapi jika sedang berbicara dengan orang desa hendaknya menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dan yang biasa di ucapkan.

B.      KRIRIK DAN SARAN
            Saya di sini sebagai pemakalah merasa masih banyak kekurangan dalam penyampaian materi khususnya dalam pemberian solusi dalam mengatasi masalah kurangnya kelancaran dalam berujar. Maka dari itu saya pribadi mengharapkan kritikan beserta saran agar saya bisa lebih menyempurnakan makalah ini.