KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini ,guna untuk menyelesaikan tugas individu yang terstruktur
dari Matakuliyah BEBICARA II, yang di ampu oleh Dosen yang bersangkutan.
Apa bila di temukan
kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini penulis mohon maaf dan siap
menerima masukan dari berbagai pihak, masukan tersebut sangat saya hargai dalam
upaya menyempurnakan makalah ini, terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………..……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………….……………………………………………………………….. ii
PENDAHULUAN……..…….…………………………………………………………. iii
BAB.
1 :
Pendahuluan ………………………………..…………………………………….…… 1
1.1.Latar Belakang
………………………………………………………………………… 1
1.2.Pokok Permasalahan
…………………………………………………………………. 1
1.3.Tujuan Makalah ………………………………………………………………………... 1
BAB. 11 :
Pembahasan………………..…………………………………………………………………. Lebih Akrab Menggunakan Bhs Daerah
Dari Pd Bhs Indonesia……….2
Faktor Bawaan………………………………………………………………………………2
1.1.3. Faktor
kebiasaan……………………………………………………………………………2
1.1.4. Faktor
Lokasi………………………………………………………………………………...3
BAB. 111 :
Penutup…………………………..………….…..…………………………………………….4
1.1.1.1. Kesipulan……………………………………………………………………………………….4
1.1.1.2. Kritik dan
Saran……………………………………………………………………………..4
DAFTAR
PUSTAKA
BAB. I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam berbicara terhadap satu sama lain, kita
menggunakan kalimat atau
ujaran. Ujaran-ujaran
tersebut dapat di golongkan berdasarkan panjang katanya, klasifikasi kalimat
juga dapat di lakukan dengan menggunakan pendekatan fungsional, seperti fungsi
sebagai pertanyaan-pertanyaan dengan seruan.
Dengan percakapan kita membangun hubungan
dengan orang lain. Mencapai kerja sama dalam berbagai aspek dengan menjaga
hubungan itu harus berlanjut. Ujaran-ujaran yang kita pakai di dalam percakapan
memungkinkan kita membangun hubungan itu karena percakapan memiliki sejumlah
sifat yang pantas di analisis.
B. POKOK PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin
menjelaskan dengan memberitahu secara lebih lanjut tentang tindakan dan ujaran
khususnya tentang tindakan berbicara. Sering kita temui di dalam diskusi banyak
mahasiswa yang menggunakan bahasa daerah dan malah sedikit yang menggunakan
bahasa Indonesia.
Mengapa hal demikian bisa tarjadi ..?
Apakah tidak ada cara untuk mengatasi masalah ini ..?
Pantaskah kita menggunakan bahasa campuran dalam berdiskusi
dalam kelas ..?
Semua masalah itu akan saya coba jelaskan kepada teman-teman
semua ..
C. TUJUAN
Melalui makalah ini saya ingin mencoba
menjelaskan kepada para pelajar , bagai mana cara berbicara yang baik dan benar
dalam berdiskusi, dan memberikan petunjuk penempatan bahasa sesuai dengan
fungsinya.
BAB. II
PEMBAHASAN
A. Lebih Akrab Menggunakan Bahasa Daerah Dari
Pada Bahasa Indonesia
Kebanyakan mahasiswa menggunakan bahasa
campuran dalam berbicara dan berdiskusi dalam kelompok. Peristiwa ini sangat
banyak kita temui di kalangan pelajar baik itu siswa maupun mahasiswa. Hal
semacam ini di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor keturunan
2. Faktor kebiasaan
3. Faktor Lokasi
1. Faktor keturunan
Bahasa keturunan atau lebih akrabnya di sebut
bahasa ibu. Di sebut bahasa ibu karena bahasa ini di pakai dalam kehidupan
sehari-hari dalam keluarga, bahasa ibu tidak akan pernah pudar apalagi hilang
karena bahasa ibu sudah melekat pada diri kita dan sudah mendarah daging. Akan
tetapi kita harus bias menempatkan bahasa ibu pada tempatnya, seperti berbicara
kepada kedua orang tua, berbicara kepada masyarakat setempat dimana kita sering
bergaul dengan mereka, dan jika kita berbicara kepada teman sebaya ataupun
orang yang lebih tua hendaknya kita menggunakan bahasa yang saling di mengerti.
Tetapi jika kita berbicara di depan orang banyak hendaknya kita menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sering kita lihat di dalam berdiskusi masih banyak
yang menggunakan bahasa campuran kasus ini tidak bias kita pungkiri karena
memang bahasa ibu sangat kuat melekat pada diri kita masing-masing .
2. Faktor kebiasaan
Faktor kebiasaan dalam berujar besar
pengaruhnya bagi tiap-tiap individu, karena sudah terlalu sering kita
menggunakan bahasa daerah dalam berujar maka kita akan terus menerus
menggunakanya bahkan dalam acara resmi sekalipun bahasa itu akan dengan
sendirinya terucap oleh kita. Karena terlalu sering menggunakan bahasa daerah,
maka kita akan semakin sulit berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Ada cara yang paling ampuh untuk menghilangkan
kebiasaan tersebut. Caranya adalah :
Membiasakan menggunakan bahasa Indonesia dalam
berbicara kepada orang lain, tapi perlu kita ingat, kita tidak di wajibkan
untuk menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara dengan masyarakat di mana
kita tinggal, karena pada umumnya masyarakat setempat rata-rata menggunakan
bahasa daerah dalam berkata atau berujar, dan jika kita berbicara dengan mereka
menggunakan bahasa Indonesia pasti mereka akan menganggap kita sombong.
3. Faktor Lokasi
Menurut
saya dalam kegiatan berdiskusi bahasa yang paling baik dan benar di gunakan
adalah bahasa Indonesia, karena kita adalah warga Negara Indonesia dan sudah
sepantasnya kita menguasai bahasa kita sendiri. Akan tetapi kita juga tidak
boleh menghilangkan bahasa daerah, karena bahasa daerah merupakan identitas
dari suatu bangsa.
Ada
juga sebagian sekolah yang masih menggunakan bahasa daerah dalam menjalankan
proses belajar mengajar, sebenarnya menggunakan bahasa daerah dalam proses
belajar mengajar boleh di lakukan, dengan catatan sekolahan itu merupakan
sekolahan yang terisolir atau sekolahan terpencil yang dominan para murid
ataupun gurunya kurang menguasai bahasa Indonesia.
BAB. III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masih
banyak mahasiswa-mahasiswi yang menggunakan bahasa daerah baik itu
dalam proses belajar, berdiskusi maupun berbicara dengan temanya.
Mengapa itu semua bias terjadi ?
Jawabanya simple saja, karena faktor keturunan dan kebiasaan.
Faktor keturunan atau bahasa ibu diturunkan dari generasi ke generasi
berikutnya yang takkan pernah hilang walau sampai ajal menjemput, mengapa
demikian ? karena bahasa ibu sudah mendarah daging di tubuh kita.
Sedangkan
yang di sebabkan oleh faktor kebiasaan adalah bahasa sehari-hari, dimana kita
tinggal dan beradap tasi dengan lingkungan ssehingga kita sudah terbiasa
menggunakan bahasa tersebut.
Cara
agar kita bias merubah bahasa kita dalam berkata adalah merubah kebiasaan dalam
berkata kepada taman sekolah maupun teman bermain. Tetapi jika sedang berbicara
dengan orang desa hendaknya menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dan yang
biasa di ucapkan.
B. KRIRIK DAN SARAN
Saya
di sini sebagai pemakalah merasa masih banyak kekurangan dalam penyampaian
materi khususnya dalam pemberian solusi dalam mengatasi masalah kurangnya
kelancaran dalam berujar. Maka dari itu saya pribadi mengharapkan kritikan
beserta saran agar saya bisa lebih menyempurnakan makalah ini.